Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

"Lo diganyang Trishia? Gue lihat dari ke- jauhan." Jawabnya santai

Diplonconya saya habis-habisan. Kebetulan dia yang jadi pengawasnya. Terlambat sepuluh menit!" katanya dingin. Nomor test itu tetap di tangannya. Susah sekali ia keluarkan padahal saya merengek- rengek Oke, kamu boleh ikut test" omongnya hampir membuat saya terlonjak. Rupanya ia cukup maklum dengan alasan saya yang masuk akal. Saya kerja malam dan pulang larut sekali sehingga bangun saya kesiangan Nafasnya panas menghembus di wajah saya Bukannya menolak. saya justeru mem balasnya. Lama saya tenggelam dalam ke- asyikan semua yang Ronald lakukan. Terpe daya oleh kenikmatan semu. Saya seperti orang yang haus rasa. Makin terbuai oleh susuran bibir panas Ronald yang gerilyanya kemana-mana. Apapun bisa terjadi ketika setan menemani kami yang sedang terlena, lupa akan segala. Dengus nafas saya dan nafas Ronald sudah tak karuan terdorong gairah yang semakin meninggi. Ronald makin merapatkan tubuhnya sehingga saya merasa terhimpit dan sesak. Jalan nafas s

Ehh, apa-apaan nih?" bentak saya pedul

Kehangatan yang memberi arti lebih. Tidak seperti yang saya dapat kemarin kemarin. Ah, rasanya saya mulai lelah juga dengan segala duka yang saya selimuti sendiri. Saya ingin mengakhiri elegi inl endiri saya yang terlalu terlena untuk sekian lamar Mudah-mudahan saia, Seluruh doa saya betulkah irfan mau menemani langkah sen pinta. Seiring dengan pelukan Irfan yang memberi rasa lain yang damai dan n vaman Sudah lama saya merhatiin kami sayang kamu Ver!" bisiknya. Lama-lama saya jadi stress karena d Ruang gerak saya yang biasanya bebas terasa sesak dan menyebalkan. Saya na biasa. Saya muak dengan perhatian yang tal jelas juntrungnya itu. Apa sih maksudnya dia? Dia pikir saya akan terharu dengan kepeduliannya itu? Nonsens! Sudah lama saya mati rasa dengan segala bentuk perhatian. Setelah… setelah orang tua saya melupakan dan membuang saya. Mencoret saya dari daftar nama anggota keluarganya Membiarkan saya mencari kehidupan sendiri setelah kehidupan yang ia tawarkan

Bukan dengan cara menghindar kamu menyelasaikan masa lah

Ya, merek memang anak seniman. Masuk akal ka penampilan Bara agak nyentrik. Rambut lurusnya yang dibiarkan gondrong walau tidak panjang seperti rocker, kemeja kotak kotak flanel atau t-shirt kedombrangan yang dibiarkan balapan dengan jaket atau rompi plus celana jeans belel sobek-sobek adal ciri khas penampilan bebas Bara yang semuanya justeru memberikan pesona dan ketertarikan Kiki. Hanya satu yang membuat ketaksukaan Kiki sejak awal, Bara senang bergaul dengan drugs, ganja, narkotik dan mainan serem lainnya. nengenalnya saat la mah, ak Kiki yang sudah kalau Berkali-kali pula Mas Kris ngasih tahu dan ngingetin tentang tabiat buruk sobatnya yang ia tahu sangat naksir dan ditaksir adik semata wayangnya "Pikir seribu kali Ki sebelum menerima lamaran Bara. Bukan dengan cara menghindar kamu menyelasaikan masa lah Mas bukannya menghalangi hubungan kalian. Tapi Bara sepertinya st rlena dan terbiasa dengan barang terlarang itu. Sudah dari es em a ia menggauli mainan mainan

Tak tersisa untuk cowok lain dan cinta lain

Segala rasa seakan ingin jebol dilanda air bah. Mereka hampir saja lupa dan terlena. Tak sadar Kiki menggeliat sendiri. Masih juga diingatnya saat Bara tersuruk, wajahnya bersimbah peluh, kusut lalu dengan kedua tangannya menyembunyikan mata kuyu itu Oh, iba sekali Kiki waktu itu. Dengan pe kasih disentuh dan dipeluknya kepala itu. nuh Maaf menahan sisa-sisa sengalan nafasnya nggak boleh melakukan sesuatu yang be nya dengan masih waktunya kita lakukan." Bisik Kiki lağlak Dan ketika wajah kusut itu men ciuman hangat Kiki berlabuuh sama keterlaluan Er. Kamu ngerti khan? Tapi dia nggak pernah lupa diri. Aku kira apa yar terjadi antara kami wajar. Masih dalam batas as tertentu. Untuk urusan itu ia nggak pernah memaksa atau gimana!" Lantas?" Wajah itu mendongak sesaat. Tapi seperti kehabisan kata ia kembali diam penuh keengganan "Ki… Bara itu udah banyak bikin masalah. Apa sih yang kamu dapat dari dia selama ini? Aneh, kok ya kamu rela banget mem pe

Ada resah yang teramat keras, seakan ingin mengusir sesak

Merasa tersanjung oleh perka- taan Dewi. Tapi tak lama, wajahnya mendo ngak menatap langit sesaat. Kemudian melirik jam di tangan sebelum beralilh memandang Dewi. 'Sudah sore Wi, kavaknya mau turun hujan deh. Kita pulang yuk? elusan lembut yang sangat Kiki suka selalu membuatnya rindu pada cowok it Lalu terdengar suara yang menyerupái bisik lirih di kupingnya. "Maafin aku sayang, aku sudah membuat kamu menderita. Membuat hidupku men- derita. Dan akan semkin menderita lagi Ki, kalau aku jauh dari kamu. Kamu mau mem- beriku kesempatan khan?" Kiki tak kuasa untuk menjawab. Hanya pelukannya yang semakin erat seakan takut terpisahkan Pagi itu Kiki menunda kepulangannya ia turut mengantar Bara ke salah sebuah klinik rehabilitasi di Cianjur. Penyembuhannya juga seorang kyai yang juga dokter memberikan terapi ilmiah dan mengisi rohani keagamaan. Diam-diam Kiki salut pada niat dan pilihan Bara. Kegalauan yang menyesak kini mulai sirna. 'Sudah sore Wi,